Penulis

0
20.58


Detik jam dinding malam ini terlantun nyaring di kupingku.

Ngiung kepak sayap nyamuk ternada bandel di lapisan tipis gendang indera pendengarku.

Ini, demikian kau bergaul dengannya, malam sepi duduk mantep berhadap laptop.

Pikirmu menjelajah batas keterasingan.
Imajinasi menemu perkata tersusun rapih.

Cerita malam ini untuk siapa? Untukku, bukan. untuk setiap jiwa yang terrasuk gelembung rasamu.

Lantas, membahagiakankah itu? Tentu, Gerak lentik jari menikmati huruf-huruf yang lirih tersentuh.

Kemeletuk tulangmu ngilu terdengar saat leher kau sentak kiri kanan.

Lelah terlihat kala peluhmu kau usap manja.

Tak ingin berhentikah kamu? Tidak, katamu pelan. Lantas, akan selesai kah malam ini?

Kau jawab lagi tidak, iya, karena kelana Pikirmu tak mampu melanjutkan itu.

Lantas, akan berhentikah kamu? Tidak, aku hanya perlu istirahat seinginku. Jawabmu payah.

0 komentar:

Karenamu

0
20.50
Karenamu

Sesaat aku terdiam terjebak dalam lamunan
Sosok nyaman terlihat mempesona
Dengan segaris senyum menganggunkan
Yang juga menarik mata sedikit tersempitkan
Gerak bibir khas yang sering kamu lakukan
Membentuk sebuah bulatan
Dengan lekuk di atas dagu di bawah hidung

            Kamu yang memiliki senyum sejuta arti
Kamu yang menyebut dirimu gadis artistik
Kamu yang sejenak  menjadi terang dalam gelap
            Sadarkah kamu
            Keberadaanmu menyuntikan virus dalam tubuh lemah ini
            Dari yang awalnya tetes deras air mata
            Menjadi suara riang derai tawa

Aku bersyukur sempat melihatmu di antara desakkan manusia
Aku bersyukur walau itu dalam sebauh jarak
Aku bersyukur karena setelah ini
Kehidupanku akan jauh lebih sempurna
Dengan adanya sosok nyaman yang mempesona
Yang memiliki senyum sejuta arti
Yang tetap terlihat diantara desakkan manusia

            Kamu mempesonakanku
            Kamu arti dari senyumku
            Kamu satu terlihat jelas walau dalam jarak
            Terima kasih…

            Untuk mu yang telah lahir  di dunia ini.

0 komentar: